Gol Bunuh Diri Piala Dunia 1994
Meksiko jadi tim paling banyak yang cetak gol bunuh diri
Meksiko menjadi tim dengan torehan gol bunuh diri terbanyak dalam sejarah Piala Dunia. Para pemain Meksiko sudah menjebol gawangnya sendiri sebanyak empat kali. Termasuk pencetak gol bunuh diri pertama, Manuel Rosas.
Selain Rosas, ada Raul Cardenas yang mencetak gol bunuh diri ketika Meksiko bertemu Prancis pada Piala Dunia 1954. Kemudian ada Javier Guzman yang menjadi satu-satunya pencetak gol bunuh diri di Piala Dunia 1970. Terakhir ada pencetak gol bunuh diri termuda, yakni Edson Alvarez pada Piala Dunia 2018.
Meskipun tak diinginkan terjadi oleh tim manapun terutama di ajang sekelas Piala Dunia, gol bunuh diri ternyata juga menghasilkan beberapa catatan menarik. Mulai dari yang pertama, termuda, tertua, hingga yang tercepat. Akankah terjadi gol bunuh diri di Piala Dunia 2022?
Baca Juga: 5 Gol Chip Terakhir di Piala Dunia, Terjadi Lagi di 2022!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Usai kegagalan Kolombia di Piala Dunia 1994, Escobar dan seluruh tim kembali ke negaranya. Sadar dengan kekecewaan besar yang dirasakan suporter, ia meminta keluarganya untuk bersembunyi sejenak.
Escobar pun angkat suara dengan menulis pernyataan yang dipublikasikan surat kabar El Tiempo bertuliskan:
"Hidup tidak berhenti di sini. Kita harus terus berjalan. Hidup tidak boleh terhenti di sini. Sesulit apapun situasi, kita harus bangkit. Kita hanya punya dua pilihan: membiarkan kemarahan melumpuhkan kita dan kekerasan berlanjut, atau melaluinya dan mencoba yang terbaik untuk membantu lainnya. Itu pilihan kita. Kita harus menjaga kehormatan. Salam terhangatku untuk semuanya. Ini adalah pengalaman langkah dan paling luar biasa. Kita akan segera bertemu lagi karena hidup tidak berhenti di sini."
Pada 1 Juli 1994, Escobar pergi keluar rumah bersama teman-temannya di kampung halamannya, Medellin. Setelah minum-minum di beberapa bar, ia memutuskan untuk pulang sendiri.
Tepatnya pukul 03.00 dini hari tanggal 2 Juli 1994, Escobar didatangi sekelompok pria di lapangan parkir. Mereka cekcok soal gol bunuh diri yang dicetaknya ke gawang Amerika Serikat.
Terjadi keributan dan Escobar ditembak enam kali. Eksekutor disebut menembaknya di bagian leher sambil teriak "GOOOOLLL!!" menirukan gaya komentator sepakbola.
Escobar akhirnya meninggal di tempat, di dalam mobilnya saat ingin pulang ke keluarganya. Pembunuhan ini hanya 48 jam setelah dirinya kembali ke Kolombia.
Tak lama setelah kejadian, Humberto Castro Munoz mengaku sebagai pelaku penembakkan. Dia adalah seorang penjahat dengan catatan kejahatan panjang yang merupakan anak buah penjahat kakap, Gallon Bersaudara, Juan Santiago Gallon Henao dan Pedro David Gallon Henao.
Munoz dijatuhi hukuman 45 tahun penjara dan membayar kompensasi pada keluarga Andres Escobar sebesar US$49.000. Ia hanya menjalani hukuman 11 tahun penjara karena kelakuan baik. Sedangkan Gallon Bersaudara hanya dihukum 15 bulan dan denda US$1850.
Lebih dari 120.000 orang menghadiri pemakaman Escobar. Medellin pun mendirikan patung dirinya pada 2002.
TEMPO.CO, Jakarta - Euforia Timnas Kolombia pada gelaran Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat sangat tinggi. Kala itu, Kolombia berhasil finis di puncak grup usai menekuk Timnas Argentina dengan skor 5 - 0.
Namun, kebahagiaan tersebut segera sirna ketika salah satu pemain Timnas Kolombia, Andres Escobar, secara tidak sengaja melakukan tendangan gol bunuh diri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak hanya Timnas Kolombia gagal melaju hingga putaran final, tetapi Andres Escobar juga kehilangan nyawanya akibat gol bunuh diri tersebut?
Baca: Piala Dunia 1994 Penuh Drama di Negeri Abang Sam
Mario Mandzukic cetak satu-satunya gol bunuh diri di partai final Piala Dunia
Dari 52 gol bunuh diri yang tercipta hingga edisi 2018, ternyata hanya sekali terjadi di final Piala Dunia. Satu-satunya gol ke gawang sendiri di final Piala Dunia dibuat oleh Mario Mandzukic pada final Piala Dunia 2018 melawan Prancis.
Gol tersebut juga membuat Kroasia tertinggal lebih dulu dari Prancis. Meskipun ia berhasil membalasnya dengan lesakkan satu gol. Namun, Kroasia harus mengakui keunggulan Prancis dengan skor 2-4 sekaligus gagal menjadi juara dunia.
Baca Juga: Rekor-rekor yang Lahir Sepanjang Sejarah Piala Dunia
Perang Saudara dan Bandar Judi
Dikutip dari situs berita The Sun, banyak pihak menduga kematian Andres Escobar berkaitan erat dengan perang saudara dan bandar judi yang bertebaran di Kolombia.
The Sun melaporkan meskipun tingkat pembunuhan di Kolombia sedang menurun saat itu, perang saudara dan tindak kejahatan berkembang pesat selama tahun 1990-an di Kolombia.
Alhasil, gol bunuh diri Escobar hingga berujung pada kekalahan Timnas Kolombia atas tuan rumah, Timnas Amerika Serikat, dengan skor 2 - 1 diperkirakan berhubungan dengan anggota atau bos kartel narkoba yang memasang taruhan besar dalam pertandingan tersebut.
Saat itu, The Sun menyebut bahwa teman-teman Escobar sempat melarangnya untuk bepergian dan memintanya bersembunyi hingga ketegangan usai pertandingan mereda. Namun, ia mengatakan bahwa ia harus bertemu orang-orang
‘Saya Harus menunjukkan wajah saya kepada orang-orang,” kata Andres Escobar seperti dikutip dari The Sun.
Carlos Gamarra jadi pemain tercepat yang cetak gol bunuh diri di Piala Dunia
Baru dua menit laga berjalan antara Inggris melawan Paraguay di fase grup Piala Dunia 2006, skor sudah berubah menjadi 1-0 untuk keunggulan Inggris. Menariknya, gol tersebut ternyata bukan tercipta dari pemain Inggris.
Carlos Gamarra yang salah mengantisipasi tendangan bebas David Beckham membuat timnya kebobolan lebih dulu. Gol itu merupakan gol bunuh diri tercepat dalam sejarah Piala Dunia.
Ancaman Serupa saat Piala Dunia 2018
Ancaman yang menimpa Andres Escobar saat Piala Dunia 1994 diduga sempat terulang dalam gelaran Piala Dunia 2018. Kali ini, gelandang Timnas Kolombia, Carlos Sanchez, menjadi target pembunuhan.
Ancaman pembunuhan tersebut diterima oleh Sanchez usai ia mendapatkan kartu merah ketika Timnas Kolombia bertemu dengan Timnas Jepang saat Piala Dunia 2018 di Rusia.
Ancaman itu pun membuat saudara laki-laki Escobar, Santiago, turut angkat bicara. “Sebagai seorang saudara yang telah melalui ini, saya tahu apa yang harus dipikirkan mereka (keluarga Sanchez), dan saya tidak ingin ada yang mengalami itu (pembunuhan),” kata Santiago seperti dikutip The Sun.
Untungnya, ancaman pembunuhan tersebut tidak dilancarkan dan hingga berita ini ditulis Carlos Sanchez masih hidup. Saat ini, ia diketahui bermain sebagai gelandang bertahan untuk klub asal Kolombia, Independiente Santa Fe.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Pemain bertahan Denmark, Simon Kjaer (kiri), salah mengantisipasi bola sehingga menyebabkan gol bunuh diri saat bertanding melawan Inggris. Gol di menit ke-39 tersebut membuat kedudukan berubah menjadi satu sama.
Saban ada kejuaraan besar sepak bola, pikiran saya resah dengan istilah “gol bunuh diri” dari mulut penyiar televisi maupun tangan wartawan surat kabar. Mengapa istilah “bunuh diri” digunakan untuk menyebut gol dari seorang pemain gagal menghalau bola agar tidak masuk ke gawang timnya?
Sulit menerima bahwa kapten kesebelasan Denmark, Simon Kjaer, “bunuh diri” ketika mati-matian ingin menyelamatkan gawangnya dari bola umpan deras Bukayo Saka yang akan disergap Raheem Sterling dalam semifinal Piala Eropa, 8 Juli 2021. Usaha mati-matian Simon Kjaer tak berhasil. Bola yang dihalau justru masuk ke gawangnya sendiri.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bunuh diri berarti ‘sengaja mematikan diri sendiri’. Kesengajaan adalah faktor terpenting dalam tindak bunuh diri. Bila tak ada kesengajaan, sebuah tindakan tak bisa disebut bunuh diri. Sangat jelas bahwa dalam gol-gol Piala Eropa 2020 yang disebut “gol bunuh diri” itu sama sekali tak ada unsur sengaja dari Kjaer, Dubravka, Merih Demiral, Mats Hummmel, Raphael Guerreiro, Ruben Dias, Pedri, Denis Zakaria, Juraj Kucka, Wojciech Szczesny, dan Lukas Hradecky untuk memasukkan bola ke gawang mereka. Tak tepat menyebutnya “gol bunuh diri”.
Usul saya istilah “gol bunuh diri” tidak dipakai untuk menyebut gol-gol seperti di atas. Dicari saja istilah yang tepat, misalnya “gol sendiri” (own goal) seperti digunakan dalam bahasa Inggris. Di samping itu, seyogianya istilah “bunuh diri” sesedikit mungkin digunakan dalam ujaran karena tindakan bunuh diri memang dilarang secara moral. Semakin jarang digunakan di dalam ujaran, diharapkan tindakan bunuh diri juga tak akan muncul dalam khayalan dan pikiran orang.
Tambahan pula, menggunakan istilah “gol bunuh diri” akan mengingatkan dosa lama persepakbolaan Indonesia yang pernah dinodai oleh gol-gol yang sungguh-sungguh “bunuh diri” karena para pemain dengan sengaja memasukkan bola ke gawang tim mereka sendiri. Dalam pertandingan “sepak bola gajah” antara PSS Sleman dan PSIS Semarang pada 2014, lima gol disarangkan oleh pemain PSS Sleman dan PSIS Semarang ke gawang mereka sendiri. Akibatnya PSSI diganjar hukuman oleh FIFA berupa larangan menyelenggarakan kompetisi dalam kurun 2015 – 2016.
Lebih memalukan lagi kasus Piala Tiger 1998 pada pertandingan Indonesia melawan Thailand. Demi mengejar posisi juara kedua untuk menghindari pertandingan melawan tim Vietnam, pemain Indonesia, Mursyid Effendi, sengaja memasukkan bola ke gawang Indonesia sendiri, sementara pemain Indonesia lainnya, Kurnia Sandi, diam saja dan tak berusaha menyelamatkan gawangnya. Mursyid Effendi diganjar larangan bermain seumur hidup dan denda uang.
Semoga dengan mengganti istilah “gol bunuh diri,” tindakan tercela melakukan “gol bunuh diri” yang mencederai sportivitas dalam sepak bola juga hilang. Begitu pula tindakan bunuh diri yang dilarang secara moral itu.
Pencetak gol bunuh diri termuda dan tertua di ajang Piala Dunia
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Pencetak gol termuda dalam sejarah Piala Dunia adalah pemain Meksiko, Edson Alvarez. Gol bunuh diri tersebut ia ciptakan pada laga terakhir fase grup Piala Dunia 2018 menghadapi Swedia, di mana Meksiko menyerah 0-3.
Masih di edisi Piala Dunia yang sama juga tercipta rekor pencetak gol bunuh diri tertua dalam sejarah Piala Dunia. Kali ini aktornya adalah Sergei Ignashevich yang memasukkan bola ke gawangnya sendiri di babak 16 besar Ketika Rusia bertemu Spanyol.
Pemakaman dan Patung Andres Escobar
Setelah peristiwa pembunuhan Andres Escobar, sejumlah sumber memberitakan bahwa setidaknya terdapat 120.000 orang yang menghadiri pemakaman Escobar.
The Sun melaporkan bahwa sebagian orang masih merayakan peringatan kematian Andres Escobar setiap tahun. Bahkan, mengutip Footy Analyst, sekitar 8 tahun atau pada 2002 dibangun patung Andres Escobar di kota kelahirannya di Kolombia.
Patung tersebut berwarna perak keputihan dengan penggambaran Escobar sedang menangkap bola dengan kakinya.
Liputan6.com, Jakarta - Lima hari usai Kolombia tersingkir dari Piala Dunia 1994 Amerika Serikat, atau 2 Juli 1994, Andres Escobar mengunjungi sebuah kelab malam di Kota Medellin bersama rekan-rekannya. Di dalam, Escobar terlibat pertengkaran kecil. Jadilah Escobar memutuskan untuk pulang seorang diri.
Tak pernah terlintas firasat buruk dalam diri Escobar, meski gol bunuh dirinya di Piala Dunia 1994 berujung dengan tersingkirnya Kolombia di fase grup.
Waktu sudah menunjukkan pukul 03.30 dini hari waktu setempat ketika Escobar kembali ke dalam mobil. Tidak lama berselang, tiga orang tak dikenal menghampirinya.
Tiba-tiba saja seorang dari mereka menembaki Escobar membabi buta. Sebelum menembak, ketiganya mengucapkan "Thanks for the own-goal, hijueputa!" yang berarti terima kasih atas gol bunuh diri-mu, anak pelacur."
Di setiap peluru yang ditembak, ketiganya juga berteriak "gol" khas komentator sepak bola Amerika Latin. Tubuh Escobar bersimbah darah setelah diberondong tiga tembakan dari jarak dekat.
Setelah menembaki Escobar, ketiga pelaku melarikan diri menggunakan mobil pick up. Tidak sampai satu jam, atau 45 menit kemudian, Escobar tewas dengan cara yang mengenaskan.
Malam hari setelah kejadian, kepolisian berhasil menangkap pembunuh Escobar. Dia adalah Humberto Munoz. Dia merupakan kaki tangan kartel narkoba.
Munoz bukan dalang utama di balik pembunuhan Escobar. Dia diperintah Santiago Gallon untuk menghabisi nyawa Escobar. Gallon merupakan bos kartel narkoba yang dendam dengan Escobar karena kalah taruhan di Piala Dunia 1994.
tirto.id - Hasil pertandingan pembuka Grup B Piala Dunia 2018 antara Maroko vs Iran berakhir 0-1. Gol semata wayang Aziz Bouhaddouz di penghujung babak kedua sekaligus menjadi gol bunuh diri pertama di Rusia 2018.
Kendati Maroko tampil lebih dominan pada menit-menit awal, ketatnya pertahanan Iran berhasil memaksa skor berkesudahan imbang tanpa gol hingga turun minum. Di sepanjang 45 menit tersebut, penguasaan bola Maroko mencapai 63% sedangkan Iran hanya 37%.
Sedianya, Maroko dan Iran saling menekan di paruh pertama. Masing-masing tim berbalas serangan dengan sembilan tembakan. Serangan Maroko disusun lewat dominasi penguasaan bola, sedangkan Iran lebih banyak mencari kesempatan melalui serangan balik.
Pada menit ke-19, Maroko mendulang peluang emas. Serangan tim berjuluk Singa Atlas ini menghasilkan kemelut di depan gawang Iran. Namun, ketatnya pertahanan dan kesigapan kiper Beiranvand menghalau sepakan Benatia, membuat kerja keras Maroko sia-sia.
Iran ganti mendapat kans lewat skema serangan balik dua menit jelang babak pertama usai. Usai mengecoh bek Maroko, Sardar Azmoun berhasil melepaskan tembakan dari dalam kotak penalti. Sayangnya, tembakan tersebut mampu digagalkan oleh kiper Maroko, Mohamedi. Kemudian, bola muntah disambar Jahanbakhsh, tapi kembali berhasil diblok pemain Singa Atlas.
Di babak kedua, kedua tim mengendurkan intensitas serangan. Maroko kembali melanjutkan dominasinya namun kesulitan menembus pertahanan Iran. Maroko baru mendapat peluang emas pada menit 80. Sepakan first-time Hakim Ziyech dari luar kotak penalti meluncur deras ke sisi kanan gawang Iran. Namun, kiper Beiranvand cukup sigap menyelamatkan gawangnya.
Pada menit ke-90+5 akhirnya kebuntuan pecah. Bermula dari set piece Ehsan Haji Safi, Aziz Bouhaddouz yang berusaha memotong bola dengan sundulan, justru meneruskan si kulit bundar ke gawang sendiri. Tak lama setelah itu, wasit menyudahi babak kedua. Skor 0-1 sekaligus memupus harapan Maroko untuk mengamankan satu poin.
Kendati Iran keluar sebagai pemenang, Maroko tampil lebih dominan dengan 12 tembakan. Meski demikian, lini pertahanan Iran tampil disiplin. Singa Persia mencatatkan lima blok, 20 tekel, 22 sapuan, dan 13 intersep. Serangan balik yang dilakukan Iran pun cukup efektif dengan menghasilkan sembilan tembakan.
Selama sejarah turnamen sepak bola empat tahunan ini digelar, total ada 42 gol bunuh diri yang tercipta. Gol bunuh diri pertama di Piala Dunia dicetak oleh pemain Meksiko, Manuel Rosas pada laga Meksiko vs Chile di Piala Dunia 1930.
Gol tersebut juga memecahkan rekor gol bunuh diri pada menit paling akhir waktu normal sepanjang gelaran Piala Dunia. Sebelumnya, rekor ini dipegang oleh Joseph Yobo, yang mencetak gol bunuh diri pada menit ke-90+2 pada pertandingan Nigeria vs Prancis di Piala Dunia edisi 2014 Brasil.
Kekalahan Maroko membuat Singa Atlas terlempar ke posisi juru kunci Grup B. Selain itu, hasil tersebut sekaligus memutus tren 18 pertandingan tanpa kekalahan skuat asuhan Harvard Rene.
Kemenangan Iran untuk sementara membuat mereka memimpin klasemen Grup B. Sedangkan dua tim lain, yakni Portugal dan Spanyol, hingga artikel ini ditulis belum bertanding yang dijadwalkan berlaga pada Sabtu (16/6/2018) pukul 01.00 WIB.
Penulis: Ikhsan Abdul HakimEditor: Ikhsan Abdul Hakim
Gol bunuh diri merupakan kejadian yang paling tak diinginkan oleh setiap pemain sepak bola. Apalagi jika hal tersebut tercipta di ajang sekelas Piala Dunia yang tentunya akan sulit dilupakan oleh sang pemain.
Menariknya, ternyata gol bunuh diri ini sudah terjadi sebanyak 52 kali dalam gelaran Piala Dunia hingga edisi 2018. Bahkan, beberapa di antaranya cukup sulit untuk dilupakan. Berikut deretan rekor menarik gol bunuh diri di ajang Piala Dunia.
Manuel Rosas tercatat sebagai pemain pertama yang mencetak gol bunuh diri di Piala Dunia
Manuel Rosas tercatat dalam buku sejarah sebagai pencetak gol bunuh diri pertama dalam sejarah Piala Dunia. Pemain asal Meksiko tersebut mencetak gol ke gawangnya sendiri ketika timnya bertemu Chile di fase grup.
Itu merupakan gol kedua dalam pertandingan tersebut dan Meksiko harus menyerah 0-3 dari Chile. Selain catatan gol bunuh diri tersebut, Rosas merupakan pemain termuda kedua yang mencetak gol di Piala Dunia setelah Pele.
Piala Dunia 2018 jadi yang paling banyak sumbang gol bunuh diri
Piala Dunia 2018 menciptakan rekor tersendiri sebagai Piala Dunia dengan jumlah gol bunuh diri terbanyak. Tercatat, ada 12 gol bunuh diri yang dicetak 12 pemain berbeda sepanjang gelaran yang dihelat di Rusia tersebut.
Bahkan, dari fase grup hingga babak final hampir selalu ditemui gol bunuh diri. Hanya pada babak semifinal saja tak ada satu pun pemain yang mencetak gol ke gawangnya sendiri. Piala Dunia 1998 Prancis berada di tempat kedua dengan enam gol bunuh diri.