Tidak Akan Masuk Surga Seorang Suami

Tidak Akan Masuk Surga Seorang Suami

Apakah Suami Istri yang Bercerai akan Bertemu di Surga?

Hubungan orang-orang beriman antara kakek-nenek, ayah-ibu, anak-cucu, suami-istri tidak terjalin selama di dunia saja. Namun, bagaimana dengan suami-istri yang telah terpisah di dunia karena bercerai? Apakah kelak mereka juga akan dipertemukan?

Perkara ini dijelaskan Ibnu Katsir dalam kitabnya, An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim. Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa apabila seorang wanita memiliki banyak suami karena berkali-kali menikah, kelak yang akan menjadi jodohnya di surga adalah suami dengan akhlak terbaik kepada dirinya.

Hal ini bersandar pada percakapan Ummu Salamah dengan Rasulullah SAW. Suatu ketika, Ummu Salamah bertanya kepada beliau,

"Wahai Rasulullah, di antara perempuan kita ada yang menikah dengan dua suami atau tiga atau empat lalu meninggal dunia dan masuk surga dan para suaminya pun masuk surga. Siapakah yang akan menjadi suaminya?"

Rasulullah SAW pun bersabda, "Wahai Ummu Salamah, wanita tersebut diberi pilihan dan ia memilih suami yang paling baik akhlaknya. Ia berkata, 'Wahai Tuhanku, orang ini paling baik akhlaknya terhadapku sewaktu di dunia maka nikahkanlah aku dengannya,' wahai Ummu Salamah! Akhlak yang baik telah membawa kebaikan dunia dan akhirat." (HR Al-Haitsami)

Hadits serupa turut diriwayatkan Ummu Habibah. Dikatakan, bertemu tidaknya suami dan istri yang telah bercerai di surga kelak tergantung dari akhlak mereka selama di dunia.

Pendapat lain terkait hal ini dijelaskan Imam Syamsuddin al-Qurthubi dalam kitab At-Tadzkirah yang diterjemahkan Anshori Umar Sitanggal yang menukil sebuah riwayat. Dikisahkan bahwa Mu'awiyah bin Abu Sufyan pernah meminang Ummu Ad-Darda'. Wanita tersebut menolak seraya mengatakan telah mendengar dari Abu ad-Darda bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Wanita dalam surga adalah untuk suaminya yang terakhir." (dishahihkan oleh Al-Albani)

Maka, ia berkata kepadaku, "Kalau kamu ingin menjadi istriku di surga, janganlah bersuami lagi sepeninggalanku."

Masuk surga dan menikmati segala kebahagiaan di dalamnya adalah impian setiap orang. Namun, tidak semua orang bisa masuk ke dalam surga. Hanya mereka yang beriman, bertakwa, dan yang diridai Allah Swt. yang bisa masuk ke dalam surga.

Allah Azza wa Jalla berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka surga-surga yang penuh kenikmatan” (Q.S. Surat Luqman: 8).

Tak hanya itu, dalam surah yang lain Allah Swt. juga berfirman, “Orang-orang yang takut pada kebesaran Allah Swt. dan menahan diri dari hawa nafsu buruk. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya).” (Q.S. An-Nazi’at: 40-41).

Kenikmatan yang Akan Dirasakan Penghuni Surga

Ada banyak kenikmatan membahagiakan yang akan dirasakan para penghuni surga. Apa sajakah kenikmatannya? Berikut uraiannya!

1. Orang miskin yang saleh akan lebih dulu masuk surga sebelum orang kaya

Dari Abdullah bin Umar r.a. mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya, orang-orang Muhajirin yang fakir mendahului orang-orang kaya pada hari kiamat, yaitu masuk ke surga, sejauh empat puluh musim gugur.” (H.R. Ahmad).

2. Bisa memandang wajah Allah Swt.

“Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Memandang Tuhannya.” (Q.S. Al-Qiyamah: 22-23).

3. Menikmati surga dari air susu, arak, dan madu

“Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa; di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, dan sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya, dan sungai-sungai khamar (anggur yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai madu yang murni.” (Q.S. Muhammad: 15).

Baca Juga: Mengenal Pohon-Pohon Surga

4. Mendapatkan perhiasan dan pakaian sutra

“Mereka memakai sutra yang halus dan sutra yang tebal yang berkilauan, sambil duduk berhadap-hadapan.” (Q.S. Ad-Dukhan: 53).

5. Apa yang diinginkan akan segera terkabul

“Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.” (Q.S. Az-Zukhruf: 71).

6. Mendapatkan pelayanan surga dalam kerajaan yang indah megah

“Dan mereka dikelilingi oleh para pemuda-pemuda yang tetap muda. Apabila kamu melihatnya, akan kamu kira mereka, mutiara yang bertaburan. Dan apabila engkau melihat (keadaan) di sana (surga), niscaya engkau akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. Mereka berpakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan memakai gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih (dan suci).” (Q.S. Al-Insan: 19-21).

Baca Juga: Amalan Penghuni Surga

7. Selalu awet muda tidak menua

Dari Al-Miqdam r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada satu pun orang nanti, baik yang mati keguguran atau mati ketuaan, hanya sanya di antara itu melainkan akan dibangkitkan sekira berusia 33 tahun. Jika ia penghuni surga, maka ia akan seperti perawakan Nabi Adam a.s., rupa Nabi Yusuf a.s., dan hati Nabi Ayub a.s.. Tetapi jika ia penghuni neraka, maka ia akan membesar dan membengkak seperti bukit.” (H.R. Al-Baihaqi dengan sanad yang baik).

8. Dikelilingi Bidadari

“Orang-orang yang beriman itu mendapat karunia dan nikmat saat di surga, dan di sekeliling mereka ada bidadari-bidadari yang cantik jelita dan bermata jeli. Laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. Al-Waqiah: 22-24).

9. Merasakan pasar surga setiap hari Jumat

“Sungguh di surga ada pasar yang didatangi penghuni surga setiap Jumat. Bertiuplah angina dari utara memgenai wajah dan pakaian mereka hingga mereka semakin indah dan tampan.” (H.R. Muslim).

Itulah beberapa kenikmatan yang akan dirasakan oleh para penghuni surga. Mudah-mudahan bisa memotivasi kita untuk terus ikhlas dan tidak lelah di jalan-Nya.

Sahabat, jangan lupa tunaikan infak hariannya sebagai tambahan amal kebaikan. Sahabat bisa berinfak melalui infak.id dari Rumah Zakat sebagai pilihan terpercaya untuk menunaikan infak. Dengan minimal 1.000 rupiah, Sahabat sudah bisa berinfak melalui infak.id. Yuk dicoba!

Perasaan kamu tentang artikel ini ?

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh Syamsul Yakin

Bersumber dari Abu Hurairah, satu hari Nabi ditanya, “Siapakah wanita yang paling baik?” Nabi menjawab, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, menaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami, tentang diri dan hartanya yang menyebabkan  suami tidak suka."  (HR al-Nasai).

Hadits ini tampaknya jadi prasyarat untuk memperoleh kunci surga dari suami. Pertama, menyenangkan jika dilihat suami. Ini artinya istri harus dandan untuk suami. Namun di pihak lain, suami juga harus memberikan kesempatan bagi istri untuk dandan. Pesan Nabi, "Apabila kalian pulang dari bepergian di malam hari, maka janganlah kamu menemui istrimu hingga dia sempat mencukur bulu kemaluannya dan menyisir rambutnya yang kusut.” (HR Bukhari).

Pada zaman modern, agar istri menyenangkan jika dilihat, harus juga dianggarkan oleh suami biaya untuk mempertahankan dan merawat kecantikan. Asal saja harus terus diingatkan agar istri dandan hanya untuk suami. Allah berpesan, "Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah." (QS  al-Ahzab/33: 33).

Kedua, untuk bisa meraih kunci surga dari suami, istri harus taat kepada suami. Batasan taat ini tentu harus ketat. Maksudnya taat kepada suami adalah tidak bermaksiat kepada Allah dan rasul-Nya. Jadi tidak ada taat kepada suami, apabila ketaatan tersebut bertentangan dengan Allah dan rasul-Nya. Apabila hal itu terjadi Allah dan rasul-Nya  malah akan memberi kunci neraka.

Nabi ingatkan, "Tidak ada ketaatan di dalam maksiat. Taat itu hanya dalam perkara yang makruf." (HR  Bukhari). Taat kepada suami landasannya karena besarnya hak suami terhadap istri. Nabi berpesan,  "Seandainya aku memerintahkan seseorang untuk sujud pada yang lain, maka tentu aku akan memerintahkan para wanita untuk sujud pada suaminya karena Allah telah menjadikan begitu besarnya hak suami yang menjadi kewajiban istri." (HR  Abu Daud).

Hadits berikut memperlihatkan ketaatan seorang istri kepada suami pararel dengan ketaatan istri kepada Allah dan rasul-Nya, "Apabila seorang istri melaksanakan shalat lima waktu, puasa Ramadhan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka dikatakan kepadanya,   "Masuklah ke dalam surga dari pintu yang mana saja." (HR Ahmad). Tentu ini janji Nabi yang menggiurkan.

Ketiga, untuk dapat meraih kunci surga dari suami, istri harus menjaga harta suaminya. Harta suami adalah modal fundamental untuk membangun ekonomi keluarga yang dicari dengan susah payah. Oleh karena itu, istri harus menjaganya manakala suami pergi bekerja. Namun harta adalah cobaan, Allah berfirman, "Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanya sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah pahala yang besar." (QS  al-Anfal/8:  28).

Selain itu istri juga harus menjaga diri dan farajnya selagi sendiri di rumah. Allah berpesan, "Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.” (QS al-Nisaa/4:  34). Sementara wanita salehah adalah perhiasan  terbaik, seperti sabda Nabi, "Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah." (HR  Muslim).

KDRT tidak hanya berbentuk fisik, dan tidak hanya terjadi di antara relasi suami istri. Kenali

DALAM ayat Al-Qur’an maupun hadits nabawi disebutkan bahwasanya pria yang shalih di surga kelak akan didampingi/beristrikan para bidadari (huurul ‘ ain), lalu bagaimana dengan para wanita yang masuk surga?

Perlu diketahui bahwa keadaan wanita di surga, tidak lepas dari enam keadaan di dunia:

1. Dia meninggal sebelum menikah.

2. Dia meninggal setelah ditalak suaminya dan dia belum sempat menikah lagi sampai meninggal.

3. Dia sudah menikah, hanya saja suaminya tidak masuk bersamanya ke dalam surga, wal’iyadzu billah.

4. Dia meninggal setelah menikah baik suaminya menikah lagi sepeninggalnya maupun tidak (yakni jika dia meninggal terlebih dahulu sebelum suaminya).

5. Suaminya meninggal terlebih dahulu, kemudian dia tidak menikah lagi sampai meninggal.

BACA JUGA: Mengapa Engkau Keluarkan Kami dari Surga?

6. Suaminya meninggal terlebih dahulu, lalu dia menikah lagi setelahnya.

Berikut penjelasan keadaan mereka masing-masing di dalam surga:

– Perlu diketahui bahwa keadaan laki-laki di dunia, juga sama dengan keadaan wanita di dunia: Di antara mereka ada yang meninggal sebelum menikah, di antara mereka ada yang mentalak istrinya kemudian meninggal dan belum sempat menikah lagi, dan di antara mereka ada yang istrinya tidak mengikutinya masuk ke dalam surga.

Maka, wanita pada keadaan pertama, kedua, dan ketiga, Allah – ’Azza wa Jalla- akan menikahkannya dengan laki-laki dari anak Adam yang juga masuk ke dalam surga tanpa mempunyai istri karena tiga keadaan tadi.

Yakni laki-laki yang meninggal sebelum menikah, laki-laki yang berpisah dengan istrinya lalu meninggal sebelum menikah lagi, dan laki-laki yang masuk surga tapi istrinya tidak masuk surga. Ini berdasarkan keumuman sabda Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- dalam hadits riwayat Muslim no. 2834 dari sahabat Abu Hurairah -radhiyallahu ‘ anhu-: “Tidak ada seorangpun bujangan dalam surge.”

BACA JUGA: Inilah Wanita yang Dijuluki Ratu Surga

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin -rahimahullah- berkata dalam Al-Fatawa jilid 2 no. 177,“ Jawabannya terambil dari keumuman firman Allah -Ta’ala-:

31. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. “Di dalamnya kalian memperoleh apa yang kalian inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kalian minta. Turun dari Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Fushshilat: 31)

Dan juga dari firman Allah -Ta ’ala: “Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kalian kekal di dalamnya.” (Az-Zukhruf: 71).

Seorang wanita, jika dia termasuk ke dalam penghuni surga akan tetapi dia belum menikah (di dunia) atau suaminya tidak termasuk ke dalam penghuhi surga, ketika dia masuk ke dalam surga maka di sana ada laki-laki penghuni surga yang belum menikah (di dunia). Mereka -maksud saya adalah laki-laki yang belum menikah (di dunia)-, mereka mempunyai istri-istri dari kalangan bidadari dan mereka juga mempunyai istri-istri dari kalangan wanita dunia jika mereka mau. Demikian pula yang kita katakan perihal wanita jika mereka (masuk ke surga) dalam keadaan tidak bersuami atau dia sudah bersuami di dunia akan tetapi suaminya tidak masuk ke dalam surga. Dia (wanita tersebut), jika dia ingin menikah, maka pasti dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan, berdasarkan keumuman ayat-ayat di atas.”

Dan beliau juga berkata pada no. 178, “Jika dia (wanita tersebut) belum menikah ketika di dunia, maka Allah -Ta ’ala- akan menikahkannya dengan (laki-laki) yang dia senangi di surga. Maka, kenikmatan di surga, tidaklah terbatas kepada kaum lelaki, tapi bersifat umum untuk kaum lelaki dan wanita. Dan di antara kenikmatan-kenikmatan tersebut adalah pernikahan.”

BACA JUGA: Ini Ciri-ciri Istri yang Dekat dengan Surga

– Adapun wanita pada keadaan keempat dan kelima, maka dia akan menjadi istri dari suaminya di dunia.

– Adapun wanita yang menikah lagi setelah suaminya pertamanya meninggal, maka ada perbedaan pendapat di kalangan ulama. Sebagian ulama -seperti Syaikh Ibnu ‘Ustaimin-berpendapat bahwa wanita tersebut akan dibiarkan memilih suami mana yang dia inginkan. Ini merupakan pendapat yang cukup kuat, seandainya tidak ada nash tegas dari Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- yang menyatakan bahwa seorang wanita itu milik suaminya yang paling terakhir. Beliau -Shallallahu ‘ alaihi wasallam- bersabda: “Wanita itu milik suaminya yang paling terakhir.” (HR. Abu Asy-Syaikh dalam At-Tarikh hal. 270 dari sahabat Abu Darda` dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shohihah: 3/275/1281)

Dan juga berdasarkan ucapan Hudzaifah -radhiyallahu ‘anhu- kepada istri beliau:

“Jika kamu mau menjadi istriku di surga, maka janganlah kamu menikah lagi sepeninggalku, karena wanita di surga milik suaminya yang paling terakhir di dunia. Karenanya, Allah mengharamkan para istri Nabi untuk menikah lagi sepeninggal beliau karena mereka adalah istri-istri beliau di surge,” (HR. Al-Baihaqi: 7/69/13199). []

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,

Surga adalah tempat akhir bagi orang-orang pilihan Allah SWT. Dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa kelak manusia akan dikumpulkan kembali bersama keluarganya di surga. Namun, apakah suami istri yang bercerai akan bertemu di surga?

Surga sebagai balasan ketaatan semasa di dunia dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al-Bayyinah ayat 8. Allah SWT berfirman,

جَزَاۤؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗرَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ ۗ ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهٗ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Balasan mereka di sisi Tuhannya adalah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya."

Dikumpulkan di Surga Bersama Keluarga

Surga digambarkan sebagai tempat yang kekal dan sangat indah. Bagi orang-orang yang beriman dan senantiasa berbuat kebajikan, segala kebutuhannya akan terpenuhi di surga.

Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan manusia akan dipertemukan dengan keluarganya di surga dengan pertalian keimanan. Ibnu Katsir menyampaikan riwayat Al-Aufi dari Ibnu Abbas yang menyebut hal ini saat menafsirkan firman Allah SWT dalam surah At-Tur ayat 21. Allah SWT berfirman,

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ اَلَتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍۚ كُلُّ امْرِئٍ ۢبِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ

Artinya: "Orang-orang yang beriman dan anak cucunya mengikuti mereka dalam keimanan, Kami akan mengumpulkan anak cucunya itu dengan mereka (di dalam surga). Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya."

Ayat ini berkaitan dengan hadits Rasulullah SAW berikut, "Barang siapa membuat kebaikan (memelopori) dalam Islam, maka ia akan memperoleh pahala kebaikan yang dia lakukan, dan pahala siapa saja yang melakukan kebaikan itu sesudahnya sampai tibanya hari kiamat tanpa adanya pengulangan pahala mereka sedikit pun." (HR Ahmad, Baihaqi)